Pengertian Yu’ti Kulla Dzi Haqqin Haqqoh
Adalah memenuhi segala macam kewajiban yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya tanpa menuntut hak, atau memberikan hak kepada yang mempunyai hak yang sudah menjadi kewajibannya dan ini yang dinamakan adil.
Karena adil menurut Imam Qhozali adalah:
“Memberikan hak kepada yang mempunyai hak”.
Rosul SAW bersabda:
ان الله أعطى كل ذى حق حقه (رواه ابن ماجه عن أنس باسناد صحيح
“Sesungguhnya Allah itu memberikan hak kepada yang punya
hak”. (HR. Ibnu majah dari Anas, dengan sanad shohih)
Oleh sebab itu, wajib bagi kita memberikan semua hak yang ada
diantara kita dengan Allah dan Rosul-Nya, dan diantara manusia maupun seluruh
makhluk; baik yang wajib, sunah dan mubah.
Hak-Nya Allah atas hamba-Nya adalah hendaknya mereka ma'rifat dengan semua sifat-sifat Allah yang telah dijelaskan dalam Al-Quran dan Sunah, dan mengabdikan diri hanya kepada-Nya menurut tatacara adab pengabdian yang telah disyari'atkan kepadanya, serta hendaknya mereka menyembah Allah seakan-akan mereka melihat-Nya dan apabila mereka tidak melihat-Nya, maka sungguh Allah melihat mereka.
Hak-Nya Allah atas hamba-Nya adalah hendaknya mereka ma'rifat dengan semua sifat-sifat Allah yang telah dijelaskan dalam Al-Quran dan Sunah, dan mengabdikan diri hanya kepada-Nya menurut tatacara adab pengabdian yang telah disyari'atkan kepadanya, serta hendaknya mereka menyembah Allah seakan-akan mereka melihat-Nya dan apabila mereka tidak melihat-Nya, maka sungguh Allah melihat mereka.
Allah berfirman:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan sembahlah Allah sampai datang kepadmu yang diyakini”.
(Al-Hajr: 99).
Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku”. (Adz-Dzariyat: 56)
Allah berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun”. (An-Nisa’ : 36)
Rosul SAW bersabda:
يا معاذ هل تدرى ما حق الله على عباده وما حق العباد على الله ؟ قلت: الله ورسوله صلىالله عليه وسلم أعلم قال صلىالله عليه وسلم: فان حق الله على العباد ان يعبدوه ولا يشركوا به شيئا, وحق العباد على الله ان لا يعذب من لا يشرك به شيئا, قلت: يارسول الله صلىالله عليه وسلم أفلا أبشر به الناس ؟ قال صلىالله عليه وسلم: فلا تبشرهم فيتكلوا ( متفق عليه
“Yaa Mu’adz, apakah kamu tau, apa hak-Nya Alloh atas
hamba-hamba-Nya, dan apa haknya hamba-hambanya atas Allah…..? Aku menjawab
(kata sahabat Mu’adz): “hanya Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui”. Lalu
Rosul SAW bersabda: “Sesungguhnya hak-Nya Alloh atas hamba-hamba-Nya adalah
hendaknya mereka menyembah Alloh dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan haknya hamba-hamba atas Alloh adalah Allah tidak akan menyiksa orang yang
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun. Lalu aku berkata: “Yaa Rosulalloh,
apakah perlu saya sampaikan berita ini
kepada manusia….? Kemudian Beliau SAW menjawab: “jangan kau sampaikan berita
ini kepada mereka, supaya mereka selalu tawakal”. (mutafaqun ‘Alaihi).
Adapun haknya Rosul atas umatnya adalah hendaknya mereka
(umat) menta’ati perkara yang diperintah dan menjauhi perkara yang dilarang
oleh Rosul SAW dengan penuh rasa cinta dan meng-agung-kan melalui bacaan
Sholawat kepadanya, dengan adab dan mencontoh akhlaknya.
Allah berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ
“Aku tidak mengutus seorang Rosul melinkan supaya dita’ati
dengan idzin Allah”. (An-Nisa’: 24).
Allah berfirman:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suru
teladan yang baik bagi orang yang mengharap (rohmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab: 21).
Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat
atas nabi, wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu atas Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (Al-Ahzab: 56).
Syeh Ahmad Ash-Showi berkata:
“Sesungguhnya
Nabi SAW itu lebih mempunyai hak untuk dipenuhi bagi setiap orang mu'min dari
pada memenuhi hak dirinya sendiri. Maka mentaati nabi SAW itu lebih
didahulukan dari pada mentaati dirinya sendiri dalam semua perkara; baik
urusan agama maupun urusan dunia, karena mentaati Nabi SAW itu termasuk
mentaati Allah.
Allah berfirman;
مَّن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa ta’at kepada Rosul, maka ia benar-benar ta’at
kepada Allah.
Oleh sebab itu apabila Nabi SAW itu lebih utama bagi
orang-orang mu'min dari pada dirinya sendiri, maka haknya Nabi SAW atas umatnya
itu lebih besar, demikian juga rasa cinta kepadanya.
لا يؤمن احدكم حتى أكون أحب اليه من ولده ووالده والناس اجمعين ( رواه البخارى ومسلم واحمد والنساء وابن ماجه عن انس
“Belum sempurna iman salah satu dari kamu sekalian, sampai
aku lebih dicintai dari pada mencintai anaknya, orang tuannya dan semua
manusia”.
Adapun hak ummat atas Nabi SAW adalah mengasih sayangi
orang-orang mu’min, mensyafa’ati orang-orang yang berdosa dan merahmati seluruh
makhluk di alam semesta. Dan jaminan kedekatan dan berkumpul dengan Nabi SAW
bagi orang yang mengikutinya dengan rasa cinta dan mengagungkan dengan
membaca Sholawat kepada Beliau SAW.
Rosul SAW bersabda:
شَفَاعَتِي لِأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِي ( رواه احمد وابو داود والنسائى وابن حبان والحاكم عن جابر باسناد صحيح
“Syafa’atku untuk orang-orang yang berdosa besar (yang
beriman) dari umatku”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim dari
Jabir dengan sanad shohih).
Diceritakan dalam hadist, ada seorang baduwi bertanya kepada Rosulullah SAW; “Yaa Rosulallah kapan datangnya hari qiyamat itu…?
Diceritakan dalam hadist, ada seorang baduwi bertanya kepada Rosulullah SAW; “Yaa Rosulallah kapan datangnya hari qiyamat itu…?
lalu Beliau SAW bertanya pula; “Bekal apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya…?
Ia menjawab: “Aku tidak mempersiapkan bekal dari banyak melakukan sholat, berpuasa dan bershodaqoh, akan tetapi bekalku hanya mencintai Allah dan Rosul-Nya.
Kemudian Rosul SAW bersabda: “Sesungguhnya kamu akan berkumpul dengan orang yang kamu cintai”.
Ia menjawab: “Aku tidak mempersiapkan bekal dari banyak melakukan sholat, berpuasa dan bershodaqoh, akan tetapi bekalku hanya mencintai Allah dan Rosul-Nya.
Kemudian Rosul SAW bersabda: “Sesungguhnya kamu akan berkumpul dengan orang yang kamu cintai”.
Kemudian
Sahabat Anas ( ketika itu ikut mendengarkan dialog orang Baduwi dengan Rosul
SAW) berkata: “Aku tidak pernah merasakan kebahagian yang sangat bahagia
selama aku memeluk agama islam, kecuali setelah mendengar perkataan Nabi SAW
yang mengatakan “Sesungguhnya kamu akan berkumpul dengan orang yang kamu
cintai”.
Maka (seketika itu) aku berusaha mencintai Allah dan Rosul-Nya,
mencintai Sahabat Abu Bakar dan Sahabat Umar, dan aku berharap mudah-mudahan
aku termasuk dari golongan Beliau-beliau, meskipun aku belum mampu melakukan amal-amalnya”.
(Mutafaqun Alaihi).
Oleh sebab
itu, mencintai Alloh dan Rosul-Nya itu lebih luhur-luhurnya ketaatan dan lebih
tingginya derajat kesucian, serta termasuk sebagian amalnya hati yang mendapat
balasan yang lebih besar dari pada amalnya jawarikh (anggota lahir). Dan orang
yang mencintai itu akan meningkat sifat dan derajatnya menurut kedudukannya
orang yang dicintai.
Rosul SAW bersabda:
ان أقربكم منى فى كل موطن أكثركم علي صلاة فى الدنيا (رواه البيهقى عن انس
“Sesungguhnya yang paling dekatnya kamu sekalian dari aku di
akhirat adalah yang paling banyak membaca sholawat kepadaku sewaktu di dunia”.
(HR. Baihaqi dari Anas).
Adapun hak-haknya sebagaian manusia atas sebagaian yang lain itu banyak sekali, tanpa ada batasan dan jumlah tertentu. Dan penjelasan disini hanya ringkasan saja. Maka ketahuilah bahwasanya kamu semua mempunyai kewajiban memenuhi hak atas pribadimu, istri-istrimu, anak-anakmu, keluargamu, kerabatmu, tetanggamu, lingkunganmu dan atas semua orang muslim.
Pada intinya kewajibanmu adalah memenuhi hak kepada semua yang punya hak, sebagaimana perintah agama yang sudah jelas. Apabila kamu tidak memenuhi hak-haknya, maka kamu akan dituntut di hadapan Allah di hari kiamat.
Adapun hak-hak peribadimu adalah terpenuhinya urusan dunia dan agama. Dalam urusan dunia adalah hendaknya kamu menjaga peribadimu dari semua perkara yang merusak dan membahayakan di dunia maupun di akhirat nanti, dan memelihara peribadimu dengan perkara-perkara yang baik serta memberi pakaian untuk menutup aurat. Dalam urusan agama, hendaknya kamu mendidik dirimu perkara yang menjadi kewajibannya serat menjalankan kewajiban-kewajiban itu.
Rosul SAW bersabda:
الا ان لكم على نسائكم حقا ولنسائكم عليكم حقا فحقكم عليهن ان لا يوطئن فراشكم من تكرهون ولا يأذن فى بيوتكم لمن تكرهون, الا وحقهن عليكم ان تحسنوا اليهن فى كسوتهن وطعامهن ( رواه ابن ماجه والترمذى عن عمرو بن الاجوص الجشمى
“Ingatlah, bahwasanya kamu sekalian mempunyai hak atas
istri-istrimu, dan istri-istrimu mempunyai hak atas dirimu. Maka hakmu atas
istri-istrimu adalah hendaknya mereka tidak menyeleweng dan berselingkuh.
Sedangkan hak istri-istrimu atas dirimu adalah hendaknya kamu memberi makan dan
pakaian yang baik”. (HR. Ibnu Majah dan Turmudzi dari Umar dan Ibnu Jusyi
Al-Jamsyu).
Sedangkan hak-haknya anak-anakmu adalah hendaknya kamu
mendidik mereka pada perkara yang menjadi kewajibannya dengan memberi tauladan
yang baik, dan mencukupi kebutuhannya sampai mereka mampu mandiri.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan
keluargamu dari siksa api neraka”. (At-Tahrim: 6)
Rosul SAW
bersabda:
حق الولد على الوالد ان يحسن اسمه ويحسن موضعه ويحسن أدبه ( رواه البيهقى عن عائشة
“Haknya anak atas orang tua adalah
hendaknya mereka memebri nama yang baik, memberi tempat tinggal yang baik dan
mendidik budi pekerti yang baik”. (HR. Baihaqi dari A’isyah).
Adapun haknya orang tua atas anaknya adalah mentaaati, mensyukuri dan mempergauli mereka dengan cara yang baik, dengan penuh sopan santun dan memuliyakannya. Allah berfirman:
وقضى ربك الا تعبدوا الا اياه وبالوالدين احسانا اما يبلغن عندك الكبر احدهما او كلاهما فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كريما, واحفض لهما جناح الذل من الرحمة وقل رب ارحمهما كما ربيانى صغيرا
“Dan Tuhanmu telah
memerintah supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat
baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduannya perkataan “AH”, dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang
dan do’akanlah: “Wahai Tuhanku kasihilah mereka berdua, sebagaiamana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Al-Isro’ 23-24).
Allah berfirman:
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا
“Dan jika keduannya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu
tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di
dunia dengan cara yang baik”. (QS.Luqman: 25).
Adapun haknya para pegawai atau
pembantu atas dirimu adalah hendaknya kamu memberikan upahnya setelah ia
selesai bekerja.
Rosul SAW bersabda:
أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ ( رواه ابن ماجه عن ابن عمر
“Berikanlah upahnya
pegawai (pekerja) sebelum keringatnya kering”. (HR. Ibnu Majah dari Ibnu Umar).
Sedangkan hak-haknya para
kerabat, tetangga dan lingkunganmu atas dirimu adalah hendaknya kamu tawadhu’
(rendah hati) sampai tidak ada seseorang yang menyombongkan diri atas yang
lain, dan hendaknya kamu berbuat baik, jangan menyakitinya dan sebagainya
menurut perkara yang diperintah agama.
Allah berfirman:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
“Sembahlah Allah dan
jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada
kedua orang tua ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri”. (An-Nisa’: 26).
Sedangkan para hamba sahaya
(pembantu/budak) dan hewan peliharaan itu mempunyai hak atas dirimu, maka
hendaknya kamu memperlakukannya dengan cara yang ramah dan baik.
Rosul SAW bersabda:
اركبوا هذه الدواب سالمة وتدعوها سالمة ولا تتخذوها كراسى لاحاديثكم فى الطرق والاسواق فرب مركوبة خير من راكبها واكثر ذكرا لله منه ( رواه احمد والطبرانى والحاكم عن معاذ
“Naikilah
hewan-hewan ini dengan cara yang baik, kurunglah ia dengan cara yang baik
(pula), dan janganlah kamu memperlakukannya sebagaiamana tempat duduk untuk
perbincanganmu di jalan-jalan dan di pasar-pasar, maka banyak sekali hewan
tunggangan itu lebih baik dari pada yang menunggangi (pengendara), karena ia
lebih banyak dzikir kepada Alloh dari pada si penunggang”. (HR. Ahmad,
Thobroni, Hakim dari Mu’adz).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar