wanita sholehah dan kriterianya

ciri dan kriteria wanita sholihah

Melihat kosakata , sholihah itu berasal dari صلح yang artinya patut , lalu dipakai istilah sholih atau sholihah adalah merupakan rasa ketaatan yang tinggi dari seseorang dan disertai kepatutan dalam perbuatannya . maka sholih bagi anak dan sholih bagi orang tua berbeda, kalau anak sholih hanya ketaatannya yang dipedomi,  soal dia makan roti sambil jalan , tidak  lagi  dipertimbangkan ,  namun bagi orang tua makan roti sambil berjalan itu dapat menghilangkan kesholihan , sebagaimana hadits Rosululloh SAW:

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قاَلَ رَسُوْ لُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَـيْهِ وَسَلَّمَ , مَنْ حُسْنِ اِسْلاَمِ اْلمَرْإِ تَــرْكـُهُ مَا لاَ يُــعـْنِـيـْهِ رواه الترمذى، المجالس السنية 36
artinya: Sebagian dari sempurnanya islam seseorang adalah meninggalkannya dari sesuatu  yang tidak pantas baginya .

Adapun batasan sholihah menurut Al – Qur’an adalah sebagai berikut :
فَالصّـلحتُ قنِتتٌ حفِظتٌ لِلْـغـَيْبِ بـِمَا حَفِظَ الله ( النساء 34)

artinya : Wanita yang sholihah adalah wanita yang ta’at kepada Alloh lagi memelihara diri ketika tidak diketahui ( pembelakangan ) suaminya , oleh karena Alloh telah memelihara ( mereka ).

Ciri wanita sholihah menurut Ayat diatas ada dua , yaitu :

1.    Qo nita tun , artinya taat kepada Alloh SWT.
2.  Kha fidhotun lil ghoib, artinya memelihara diri ketika tidak diketahui ( pembelakangan ) suami .

Ta’at kepada Alloh SWT :
- Ta’at kepada Alloh SWT. Berarti ta’at juga kepada Rosululloh SAW.
- Ta’at kepada Rosululloh SAW berarti juga ta’at kepada suami .
- Ta’at kepada suami, harus tidak berlawanan dengan Syara’

Memelihara diri :
- Memelihara diri, ketika tidak dihadapan Suami

- Memelihara harta suami, dengan memakainya secara ma’ruf 

Adapun penjabarannya sebagai berikut :

-       Taat kepada Alloh SWT

Taat kepada Alloh adalah mutlaq dan tidak ada alasan untuk meninggalkannya, baik suka atau tidak suka, sebab itu adalah ketentuan agama .
Adapun ciri – ciri ta’at kepada Alloh ialah menjahui larangan Alloh dan melaksanakan perintah Alloh, baik secara rahasia atau terang – terangan.  Menjahui larangan harus didahulukan dari pada mengerjakan perintah Alloh itu mempunyai dampak sosiologis, antara lain :
a.    Mengusik ketenangan rumah tangga orang . ( kalau bersuami )
b.    Membuat kegelisahan dan hidup was – was . ( bila tidak bersuami )
c.     Jatuh Martabat.
d.    Menghasilkan anak haram.
e.    Datangnya penyakit ( HIV, AID, cipilis dsb )
f.      Secara genetik anaknya akan meniru kelakuan bapaknya .


Akan tetapi perintah Alloh bila ditinggalkan itu hanya mempunyai dampak psichologis. Oleh karena itu “ meninggalkan larangan itu didahulukan dari pada menjalankan perintah “

-       Taat kepada Rosululloh SAW

Bahwa semua perintah dan semua larangan adalah dari Alloh SWT, tetapi yang menyampaikan perintah dan larangan tersebut adalah Rosululloh SAW. Maka kemudian yang mempunyai peraturan dan bertanggung jawab atas peraturan itu adalah Rosululloh SAW. Oleh karena itu kemudian disebut peraturan ( syare’at ) Rosululloh SAW, sebab masing – masing Rosul mempunyai syare’at yang hampir berbeda, namun juga ada Rosul yang tetap meneruskan syare’at Rosul sebelumnya. Dalam Al – Qur’an disebutkan :

مَنْ يُطِعِ الَّرسُوْ لَ فَقَدْ اَطَاعَ الله وَمَنْ تَـوَلَّى فَمَآ اَرْسَلْنـكَ عَلَيْـهِمْ حَفِـيْظًا النساء 80
artinya:  Barang siapa yang menta’ati Rosul itu , sesungguhnya ia telah menta’ati Alloh. dan barang siapa berpaling ( dari ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

Jadi tidak mungkin orang bisa ta’at kepada Alloh tanpa harus ta’at kepada Rosululloh SAW. dan ta’at kepada keduanya adalah satu rangkaian. Jelasnya bahwa barang siapa mengaku ta’at kepada Alloh , maka sudah barang tentu orang itu juga ta’at kepada Rosululloh SAW dan begitu pula sebaliknya.

-       Taat kepada suami

Taat kepada suami adalah sebagian dari keta’atan dan taat kepada suami juga digolongkan kewajiban bagi istri. Tidak berarti taat kepada suami ini digolongkan sebagaimana sendi-sendinya Islam, seperti ta’at kepada Alloh SWT. Sebab ta’at kepada keduanya tersebut sebagai sendi islam, yang artinya barang siapa yang tidak ta’at kepada Alloh dan Rosulnya berarti orang itu telah keluar dari Islam .

Mengenai ta’at kepada suami ini kadang-kadang oarang menjadi rancu, sebab dia menganggap bahwa yang namanya ta’at itu adalah patuh dalam segala-galanya. Seorang suami yang sholih, ia akan bersifat tidak akan memberatkan istrinya, artinya istri diminta berbuat sekedar kemampuannya, tidak seluruh kodrat padanya, sebab suami yang sholih selalu mengingat akibat yang akan menimpa pada istrinya di hari akhirat, maka sisuami akan memberikan kewajiban sedikit, hingga umpama ada  pelanggaran dari istri ya sedikit .

Rosululloh sering membantu istri-istrinya, agar istri-istri tersebut merasa ringan dalam merasakan beban pekerjaan rumah, misalnya Rosululloh  kadang menyapu lantai, menyiapkan makanan untuk keluarga Beliau, menjahit sepatu Beliau dan kadang juga Beliau maka bersama para pelayan. Dapat kita bayangkan, betapa bangganya hati seorang istri yang mempunyai suami setinggi itu derajatnya namun mau membantu pekerjaan rumah serta mau juga duduk setikar bersama para pelayan dan makan bersama mereka . Betapa indahnya dunia ini andaikata orang-orang besar mau berdiri sama tinggi duduk sama rendah, bagai orang sujud, sikepala selurus dengan sitelapak kaki. Oleh karena itu kelakuan suami berbeda-beda, serta kesholihan suami juga tidak sama, maka hukum ta’at kepada suami menjadi tidak sama . Ta’at kepada suami yang sholih adalah wajib, sedang ta’at kepada suami yang tidak sholih, harus dibagi sesuai perintah yang ada : 

Bahwa seorang suami yang tidak sholih, hampir dipastikan perintah-perintahnya banyak yang menyimpang dari syare’at Islam, Misalnya: ada seorang suami dia kecanduan minuman keras, lalu suatu hari istrinya diperintah untuk membelikan minuman keras, maka wajib bagi istri untuk menolak tidak membelikan minuman terlarang itu. Atau ada seorang suami sebagai penjudi, pada suatu hari sisuami kehabisan modal untuk berjudi, kemudian ia memperintahkan istri untuk menjual sesuatu milik rumah tangga, maka bagi istri juga wajib menolaknya . Selanjutnya , yang kita bahas bagaimana sisuami kalau tidak dituruti marah-marah dan kadang istrinya ditampar, maka siistri dalam memenuhi perintah suami harus diniyati “ terpaksa “ dan demi menghindar dari bahaya. Hanya disini kami sampaikan bahwa jangan sampai ada opini dimasyarakat bahwa ta’at kepada suami itu wajib secara mutlaq itu tidak, dan menolak perintah suami dalam hal yang diharamkan seperti diatas tadi, tidak menghilangkan kesholihahan.

-       Memelihara diri

Memelihara diri adalah sifat yang menonjol bagi wanita sholihah, sebab dengan memelihara diri seseorang yang berniat jahat tidak akan berani. Kelihatannya sederhana “Memelihara diri” tetapi kalau bukan seorang wanita yang sholihah tidak akan sanggup dan tidak akan mampu. Wanita-wanita cantik banyak mengeluh bahwa dirinya selalu digoda oleh para hidung belang, tapi harap diingat, bahwa lelaki tidak akan berani menggoda kecuali yang digoda itu tergoda sendiri, sebab kadang-kadang orang merasa, bahwa pintunya sudah dikunci, tetapi ia lupa kalau jendelanya terbuka .

Jadi yang dimaksud secara luas dari memelihara diri disini ialah sebagaiman yang telah digariskan oleh Al – Qur’an, sebagai berikut :

ينِسَآءَ النَّبِيّ لَستُنَّ كَاَحَدٍ مِنَ النِسَاءِ إِنِ اتــّقَـيْنَ فَلاَ يَخْضَعْنَ بِاْلقَـوْلِ فَيَطْمَعَ اَلّذِيْنَ فِي قُلُوْ بِـهِمْ مَرَضٌ ‘ وَقُلْنَ قـَوْلاً مَعْرُوْفًا النساء 36
artinya : Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidak seperti wanita yang lain jika kamu bertaqwa, dan janganlah kamu genit-genit dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.

Ayat diatas sebenarnya bukan menceritakan keadaan istri-istri nabi, tetapi begitulah keadaan wanita-wanita jahiliyah tempo dulu, yang suka bergenit-genit kalau  berbicara sehingga memancing birahi orang-orang yang hatinya sakit, padahal hampir semua orang jahiliyyah hatinya sakit. Ayat diatas menunjukkan begitulah caranya para  wanita harus menjaga diri, sehingga orang-orang lelaki tenang dan tidak punya rasa apa-apa. selain cara berbicara yang baik, bahwa untuk menjaga diri bagi seorang wanita , Alloh SWT memberikan petunjuk cara berpakaian , yaitu :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً
33. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait[1217] dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

[1215] Maksudnya: isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara'. perintah ini juga meliputi segenap mukminat.
[1216] Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.

[1217] Ahlul bait di sini, Yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah s.a.w.

Konsep cara menjaga diri yang diresepkan dalam Al-Qur’an lagi ialah cara berpakaian, yang maksudnya hendaklah para wanita sholihah itu berpakaian yang baik ala muslimah jangan bersolek sebagaimana bersoleknya wanita jahiliyyah temp dulu. Tapi wanita-wanita sekarang lebih berani dari pada wanita jahiliyyah dahulu, kalau dahulu dikisahkan mereka berpakaian hanya ketiaknya kelihatan dan tidak berjilbab, tapi wanita-wanita jahiliyyah abad  melinium sekarang ini, terbuka ketiaknya, terbuka perutnya, terbuka dadanya. Ada juga diantara wanita-wanita jahiliyyah modern sekarang ini, mereka memakai pakaian serba ketat dan cupet, pantat nampak jelas, pinggang juga jelas , payudara jelas dan ketiakpun juga jelas. Sehingga jelas-jelas segala bentuk tubuhnya. Dari jauh-jauh Rosululloh telah memberi peringatan hal itu akan terjadi, demikian Beliau bersabda :

عن هند بنت الحارث الفرا سية انّ امّ سلمة زوج النّبيّ صلى الله عليه وسلم قلت: استيقظ رسول الله صلى الله عليه وسلم ليلة فزعا يقول سبحا ن الله ماذا انزالله من الخزا ئن ؟ وماذا انزل الله من الفتن ؟ من يقظ صوا حب الحجرا ت ؟ يريد ازوا جه لكى يصلّين , ربّ كا سية في الدّ نيا عا رية في الاخرة ( رواه البخاري الجوا هراللما عة 40 )
Artinya :  Dari Hindun binti Al-Harits Al Firo- siyyah, sesungguhnya Umi Salamah istri Nabi SAW berkata : Pada suatu malam Rosululloh SAW terbangun dengan terkejut, seraya Beliau bersabda : Maha suci Alloh, Alloh akan menurunkan harta apa dan juga Alloh akan menurunkan Fitnah apa? dan masihkah ada orang (suami) yang membangunkan istri-istrinya dari kamar tidurnya, yang dimaksudkan istri (untuk sholat malam) untuk menegakkan sholat, dan banyak sekali orang yang didunia berpakaian, tetapi diakhirat nanti telanjang.

Dari hadits diatas, berarti Rosululloh SAW benar-benar telah memberi peringatan kepada umat islam diakhir zaman, tentang akan adanya orang-orang islam yang tidak berpakaian atau berpakaian yang tidak Islami Pakaian mereka benar-benar mengundang gairah biologis, karena pakaian itu sebenarnya adalah dimaksud mengurani kegairahan birahi, namun justru pakaian dimasa sekarang ini dipilih yang dapat mengundang birahi itu, lantaran persaingan wanita semakin ketat. Pada hal dalam Al-Qur’an disebutkan :

يا ايـّها الـّذ ين امنوا ا د خلوا في السّلم كا فـّة ولا تتـّبعوا خطوا ت الشيـطن انـّه لكم عد وّ مبيـن ( البقرة 208 )
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syetan, sesungguhnya syetan itu musuh nyata bagimu. (Al Baqoroh   208)

Alloh SWT juga telah mengingatkan bahwa supaya kita  ini masuk agama islam harus secara keseluruhan , yang maksudnya meliputi :
-       perbuatan / tindakan harus islami .
-       ucapan juga yang islami .
-       pakaian yang islami .
-       makanan yang islami .
                        
Keempat macam ini diutamakan, sebab keempat ini imbasannya sangat besar, sebab juga dari  keempat ini  orang  bisa  jatuh    kesifat munafiq, fasiq dan atau kedalam kekufuran.

Orang bijak pernah memberikan gambaran bahwa “Ikan laut yang hidup tidak akan terasa asin“, artinya jiwa yang hidup itu tidak akan mudah terpengaruh, atau dapat diungkapkan “ iman yang hidup tidak akan mudah dipengaruhi dengan perbuatan, perkataan dan cara-cara lain yang tidak islami “.

Kalau-kalau beberapa wanita Islam telah memilih pakaian yang lazim dipakai wanita non isla , ( supaya dikoreksi , adakah wanita non islam memakai pakaian islam ). Berarti yang sudah dipengaruhi adalah wanita islam itu sendiri , maka bisa juga orang yang meniru-niru pakaian yang lazim dipakai on islam itu disebut wanita yang islamya kerdil, atau bahkan sudah mati .


Hendaklah para ibu sangat mengendalikan anak-anaknya untuk jangan tiru-tiru pakaian yang non islam itu, sehingga anak-anak muslimah tidak dapat dibedakan dengan anak-anak non muslimah. Ciri inilah yang perlu dipertahankan, sebab ciri-ciri itu menunjukkan keberadaan Islam padanya, maka bila ciri ini sudah tidak ada maka sudah dianggap tidak ada Islam di hatinya. Ahli syair berkata dalam syairnya :

وانـّما الامم الاخلا ق ما بـقـيت + وان هموا ذهـبت اخلا قهم ذهـبوا
Artinya : Sesungguhnya umat itu dianggap ada apabila akhlaq (adat-istiadatnya) masih ada (tetap).

Apabila mereka sudah hilang akhlaqnya (adat-istiadatnya) maka keberadaan umat tentu sudah tidak ada.

Jadi mempertahankan identitas suatu umat adalah sangat penting, termasuk mempertahankan identitas muslimah, dan bila identitas kemuslimahan itu hilang, maka menurut syair diatas, hilang pula kemuslimahannya.



"Terima Kasih atas kunjungannya dan Mohon maaf atas kekurangannya

1 komentar :