Tidak
sedikit seorang pegawai melakukan korupsi karena godaan wanita pujaannya
(mungkin istrinya, mungkin bukan) banyak pemuda bahkan ada anak-anak yang
melakukan pelanggaran hukum/susila, karena godaan wanita atau sikap wanita yang
secara langsung atau tidak, mendorong laki-laki (tua, muda bahkan anak-anak)
untuk berbuat jelek. Misal ; cara bicara, sikap, pose wanita yang menantang,
baik di media cetak maupun di media elektronika.
Di
sini wanita bukan sebagai tuntunan melainkam sebagai tontonan. Ironisnya banyak
wanita semacam ini yang bangga dengan apa yang ia lakukan.
Namun
juga tidak sedikd\it wanita yang ditinggal suaminya, hidup mandiri dengan
membesarkan anak-anaknya dan berhasil mengantarkan si anak menjadi orang yang
berpendidikan, serta berguna pada masyarakat banyak juga wanita-wanita karir
yang ikut menoreh perjalanan bangsa dan negaranya dengan baik.
النساء عماد البلاد ان صلحت
صلح البلاد وان فسدت فسد البلاد
artinya
:
Wanita adalah tiang negara apabila wanita baik
maka negara akan menjadi baik, jika wanita jelek (akhlaqnya) maka negara akan
menjadi jelek.Menurut para ahli bahwa peran wanita itu ada 3 (tiga) :
Satu,
wanita sebagai istri
Saat
wanita sebagai istri, maka ia harus berperan sebagai لباس لزوجها. Ingat di dalam Al-Qur’an disebutkan هن لباس لكم . Para ahli memberikan kegunaan pakaian (baju) itu
bermacam-macam. Baju berfungsi penutup autod, baju berfungsi menjaga/melindungi
tubuh dari panas, hujan, angin dan sebagainya. Baju bisa menambah keindahan.
Diharapkan
wanita yang diumpamakan sebagai baju bisa berperan semacam itu.
Dua, wanita sebagai ibu rumah tangga
Sebagai ibu rumah tangga, maka ia harus mengurus segala urusan rumah tangga, mulai dari penyedian makanan, pengaturan rumah, kebersihan pakaian, urusan anak-anak dan sebaginya. Hal ini telah dijelaskan oleh Rosuululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :
Sebagai ibu rumah tangga, maka ia harus mengurus segala urusan rumah tangga, mulai dari penyedian makanan, pengaturan rumah, kebersihan pakaian, urusan anak-anak dan sebaginya. Hal ini telah dijelaskan oleh Rosuululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :
المرأة راعية فى بيت زوجها
وهى مسئولة عن راعيتها
Artinya: Seorang
perempuan itu (istri) menjadi pemimpin di rumah suaminya. Dan ia dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Tiga,
wanita sebagai anggota masyarakat.
Saat wanita berperan sebagai anggota masyarakat,
maka ia harus ikut bertanggungjawab terhadap baik buruknya masyarakat, baik
dikalangan suaminya bekerja, masyarakat dikalangan ia bekerja, masyarakat
sekeliling tempat tinggalnya. Wanita harus ikut peduli pada keadaan
masyarakatnya. Masyarkat terkecil adalah kelompok rumah tangga. Rosululloh
Shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
ليس منا من لم يهتم بأمر
المسلمين. الحديث
Artinya
:
Bukan
termasuk golonganku orang yang tidak memikirkan / peduli terhadap persoalan
kaum muslimin.
Dari
uraian di atas, maka kita bisa mengukur beberapa banyak wanita yang sholihah
yang bisa berperan sebagai istri pendamping suami, sebagai ibu rumah tangga,
sebagai anggota masyarakat bila dikaitkan dengan kondisi negara kita khususnya,
dan negara- negara diluar Indonesia. Dan uraian ini baru menyangkut hubungan
sesama manusia, belum menyangkut hubungan dengan Alloh secara langsung. Padahal
antara hablum minalloh dan hablum minannas harus seimbang, atau boleh dikatakan
bahwa hubungan dengan Alloh itu bagus, bisa dilihat salah-satunya dari bagusnya
penerapan hubungan dengan manusia.
PERAN WANITA DALAM PERJUANGAN WAHIDIYAH
Atas
rohmat dan fadlol Alloh Subhanahu wata’aala kita dapat menerima Sholawat
Wahidiyah dan Ajaran-ajaran Wahidiyah melalui Muallif Sholawat Wahidiyah Ra wa
QS, yaitu Hadrotus Syekh KH Abdul Madjid Ma’rof
yang sama-sama kita yakini kebenarannya dan kita rasakan kemudahannya
dalam pengamalannya.
SHOLAWAT
WAHIDIYAH DAN AJARAN WAHIDIYAH seperti yang kita maklumi berfaedah menjernihkan
hati membuahkan ketenangan batin dan ketentraman jiwa menuju sadar atau
ma’rifat kepada Alloh Subhanahu wata’aala wa Rosulihi Shollallohu ‘alaihi
wasallam, bila diamalkan sesuai dengan bimbingan Muallif Shoawat Wahidiyah
seperti kita maklumi. Amalan ini diperuntukkan ummat jami’al alamiin dengan
tanpa pandang bulu. Dus, Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah disiarkan
kepada ummat sedunia tanpa membedakan suku, bangsa, agama, pria wanita, tua
muda dan anak-anak.
Pada
tahapan pembinaan, dalam pengamalan Sholawat Wahidiyah atau yang lazim disebut
dengan Mujahadah, beliau Muallif Ra telah memberikan wadah sendiri sesuai
dengan jenis kelamin dan kelompok umur, yaitu ; pria, wanita, remaja,
kanak-kanak. Dengan kearifan Beliau, Beliau bukan hanya sekedar mengelompokkan
begitu saja, tetapi lebih dari itu Beliau memberikan kepercayaan pada
kelompok-kelompok itu untuk ikut berjuang menolong masyarakat yang kondisinya
seperti di atas. Dus, bukan hanya sebagai obyek dakwah tetapi sekaligus sebagai
subyek dalam dakwah Wahidiyah.
Upaya-upaya
yang harus dilakukan Pembina Wahidiyah ialah meyampaikan dakwah Wahidiyah
kepada teman atau tetangga, dan terutama pada keluarga sendiri. Selanjutnya
pembina wanita mengajak pada Pengamal-pengamal baru (kelompok wanita) untuk
diajak konsultasi dengan pengurus PSW Desa dan diusulkan pada PSW Desa segera
menunjuk Seksi Pembina Wanita Wahidiyah. Kalau Seksi Pembina Wanita Wahidiyah
(SPWW) sudah ditunjuk, maka kaum wanita bisa melaksanakan Mujahadah tersendiri,
bila memungkinkan. Jika belum memungkinkan pelaksanaan Mujahadah Usbu’iyah bisa
bersama-sama kaum bapak.
Pembina
Wanita Wahidiyah hendaknya lebih kumunikatif dengan masyarakat, terutama dengan
para pengamal yang masih baru. Dan perlu diingat bahwa Mujahadah Wahidiyah bagi
para Pengamal pemula tidak harus membaca semua isi Lembaran Sholawat Wahidiyah,
terserah yang bersangkutan mana yang bisa dibaca. Baik itu Mujahadah Usbu’iyah
, Mujahadah 40 hari (khataman). Satu hal
yang perlu diketahui oleh para pembina terhadap para Pengamal baru itu, ialah
bahwa ia menyadari adanya perbedaan kondisi batiniyah sebelum dan sesudah
mengamalkan Wahidiyah. Mengapa demikian, karena sasaran amalan adalah adanya
perubahan kondisi hati bathiniah yang tidak baik menjadi baik, yang sudah baik
akan lebih baik lagi. Kita perlu mengingat sabda Rosulullohi Shollallohu ‘alaihi wasallam
الا ان فى الجسد لمضغة اذا
صلحت صلح الجسد كله واذا فسدت فسد الجسد كله
الا وهى القلب
Artinya :
Ingat ! bahwa dalam tubuh manusia ada segumpal darah,
apabila ia baik, maka baiklah seluruh jasad manusia itu. Dan jika segumpal
darah itu jelek, maka jeleklah seluruh jasad manusia itu. Ingat ! bahwa ia itu adalah hati.
Jadi berdasarkan hadits tersebut, kalau hati manusia terutama para
wanitanya itu baik, maka akan baik wanita itu, begitu pula sebaliknya. Dan pada
gilirannya kalau wanita baik negara menjadi baik dan begitu sebaliknya.
Sehubungan dengan besarnya dan luhurnya perjuangan ini, maka
sayogyanya pembinaan harus betul-betul
intensif. Insya Alloh ada baiknya kalau kegiatan Mujahadah Usbu’iyah ini di
catat. Misal, waktunya kapan, siapa saja yang hadir dan siapa yang absen,
pernah juga tidak di laksanakan Mujahadah Usbuiyyah dan sebagainya. Dengan
demikian bisa diketahui berapa kali melaksanakan Mujahadah Usbu’iyah dan berapa
kali tidak melaksanakannya dalam kurun waktu 6 (enam) bulan, ini misal. Atau
waktunya dibuat 3 (tiga) bulan
selanjutnya catatan itu dikirim ke SPWW Kecamatan dan PSW Desa mendapat
tembusan.
Bagi SPWW Kecamatan juga mencatat kegiatan Mujahadah Syahriyah seperti
kegiatan Mujahadah Usbuiyyah. Bedanya pada Mujahadah Syahriyah dicatat juga
jumlah kelompok jama’ah Usbu’iyah yang datang dan yang tidak datang untuk
catatan. Ini disampaikan kepada BPWW (Badan Pembina Wanita Wahidiyah) tingkat
Cabang Kabupaten/Kota, PSW Kecamatan diberi tindasannya.
Bagi BPWW Cabang juga membuat catatan seperti itu untuk kegiatan
Mujahadah Rubu’ussanah. Dan catatan itu dikirim ke BPWW Wilayah, BPWW Pusat dan
DPC PSW diberi tindasan. Untuk BPWW
Wilayah juga melaksanakan semacam itu.
Kesimpulan / penutup
Dari uraian di atas, bisa disimpulkan sebagai berikut:
- Baik tidaknya Negara itu, merupakan pencerminan baik atau buruknya wanita-wanita negara tersebut. Baik atau buruknya wanita-wanita itu merupakan penceminan dari baik atau buruknya hati batiniyah wanita-wanita itu.
- Amalan Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah yang diamalkan sesuai dengan bimbingan Muallif Ra akan memperoleh perubahan hati yang lebih baik dalam rangka wusul pada Alloh Subhanahu wata’aala Wa Rosulihi Shollallohu ‘alaihi wasallam.
- Para Pembina Wahidiyah di tingkat Desa, mempunyai peran yang besar sebagai ujung tombak Perjuangan Wahidiyah di masyarakat.
Wanita,
BalasHapus