Bentuknya
memang kecil dan jarang kelihatan, tapi usianya sama dengan usia manusia sejak
zaman Nabi Adam as yang mempunyai banyak fungsi. Malahan akibat organ itu
banyak orang bisa mencapai bahagia atau celaka, bisa banyak kawan atau lawan.
Organ yang sering menjadi ungkapan orang itu ialah “Lidah”
“Berjalan,
peliharalah kaki, berkata, peliharalah lidah !”. Artinya, berhati-hatilah,
kalau kita mengatakan sesuatu jangan sampai salah.
“Ajining
raga dumunung ana ing busana, ajining diri dumunung ana ing lathi !” Artinya,
harga diri (tubuh) tergantung pada pakaiannya, sedangkan harga pribadi terletak
pada ucapannya (lidahnya).
Lidah
merupakan salah satu organ tubuh, pelengkap kesempurnaan manusia. Tanpa lidah,
orang akan kekurangan karena sulit berkomunikasi dengan orang lain dan
dikesankan sebagai orang bisu. Selain itu lidah dapat menikmati makanan yang
enak dan lezat. Karenanya itu lidah merupakan nikmat Alloh yang besar artinya
dalam kehidupan manusia.
Lidahlah
yang menghubungkan manusia dengan manusia. Lidahlah yang menciptakan segala
bahasa. Lidahlah yang memberi suara semua pikiran dan cita. Lidahlah yang
memberi nada segala rasa. Lidahlah yang memperindah nyanyian dan irama. Lidah
dapat membuat hati yang rindu menjadi mesra ria. Lidah yang bernasehat dapat
menenangkan gelora marah dalam dada.
Lidah
dapat memutarbalikkan segala peristiwa. Lidah dapat mempesona masyarakat dan
massa. Lidah dapat membuat orang yang menangis menjadi ketawa. Banyak kata
bersayap yang dibuat orang dengan lidah. “Lidahnya seperti madu, hatinya
seperti empedu”, “lidah tidak bertulang”, “lidahnya berbisa”, “Lidahnya seperti
lidah ular bercabang dua”, “Lidahnya fasih berbahasa”, “Dia pandai bersilat
lidah”, dan sebagainya. Pokoknya lidah seseorang dapat mengangkat derajat
seseorang ke tempat yang mulia, atau sebaliknya. Maka sebuah maqolah
mengatakan: “Keselamatan manusia itu terletak di dalam menjaga lisannya
(lidah)”. “Terpelesetnya kaki itu lebih selamat dari pada
terpelesetnya lidah”.
Lidah juga bisa menimbulkan bencana. Lidah bisa
membuat orang bersaudara bertikai dan porak poranda. Karena lidah, orang dapat
menghancurkan dunia. Maka Al-Qur’an menegaskan : “Jika datang kepadamu
seorang fasiq (munafiq) dengan membawa berita, maka hendaklah engkau periksa
lebih dahulu berita itu”. (Al Hujorot 49).
Syeh
Hasan Basri Ra, berkata:
“Orang
mu’min sedikit berbicara banyak bekerja,
tetapi
orang munafiq banyak bicara sedikit kerja”.
Sayyidina
Ali bin Abi Tholib Ra, berkata:
“Orang
munafiq ilmunya adalah di lidahnya,
tetapi orang mu’min ilmunya ada dalam
hatinya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar