Penjelasan Tentang Adab

pengertian adab dan manfaatnya

Pengertian Adab

اجْتِمَاعُ  خِصَال الــْخَيْر

Yaitu Terpadunya budi pekerti, tingkah lahir dan sikap batin yang baik.

Jadi lahir dan batin harus sama, harus serasi. Penilaian adab tidak cukup hanya melihat lahirnya saja. Sebab mungkin adab lahir baik, tetapi sikap batin justru sebaliknya. Batinnya ada maksud-maksud tertentu. Ada udang dibalik batu. Sikap lahir yang kelihatan baik itu hanya sebagai alat atau kedok, hanya sebagai taktik untuk menghasilkan sesuatu interest (kepentingan).

Karena pentingnya adab sehingga dikatakan,

مُـرَاعَـةُ ا ْلأ َدَبِ مُـقـَـدّ َم ٌ عَـلــَى امْــتـِثــَالِ ا ْلأ َوَامِ

“Memelihara adab harus diutamakan dari pada (sebelum) melaksanakan  perintah”.

Sebab pekerjaan yang dikerjakan tanpa menggunakan adab bisa menyebabkan tertolak, atau bisa menimbulkan efek sampingan yang buruk dan merugikan.

Beliau Rosulullah merupakan contoh bagaimana seharusnya kita berperilaku, 

            وانّك لعلى خلق عظيم

"Dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (Al Qolam – 4) 

إ ِنــَّمَـا بـُعِـثــْتُ لأ تَمِّــمَ مَـكــَار ِمَ ا ْلأ َخْـــلا َ ق

Sesungguhnya aku diutus (adalah justru) untuk menyempurnakan akhlaq yang luhur”. (Riwayat Ahmad, Al-Baihaqi dan Al-Hakim dari Abi Huroiroh Rodliyallohu ‘anhu. Hadist Shoheh)

Sebagai contoh, karena adab yang tidak baik menjadi sebab dilorot derajatnya atau dipecat dari kedudukanya yaitu Iblis. Iblis asal mulanya berada di dalam kelompok Malaikat dan pernah menjabat Pimpinan di kalangan Malaikat. Nama aslinya “Azaazil”, dan selama 80 ribu tahun terus-menerus menjalankan tugasnya taat kepada Allah, tiada henti-hentinya. Akan tetapi karena Suu’ul adab tidak mau melaksanakan perintah Allah untuk sujud menghormat kepada Nabi Adam ‘ala Nabiyina wa‘alaihish sholatu wassalaam, bahkan malah takabbur dengan mengatakan:
انا خير منه
(Aku lebih baik dari pada Adam), maka ia dilorot pangkatnya dan dipecat dari kedudukanya sebagai Pemimpin Malaikat menjadi Iblis laknat yang tercela dan terkecam itu. 

Dikatakan bahwa adanya Allah memerin-tahkan Malaikat bersujud menghormat  Nabi Adam ‘ala Naabiyina wa‘alaihis-sholaatu wassalaam itu, justru untuk menghormat “NUR MUHAMMAD SAW” yang di tempatkan di dalam jasad Nabi Adam AS.

Begitulah betapa pentingnya adab terlebih lagi dalam perjalanan wushul atau sadar kepada Allah wa Rosulihi SAW, Dikatakan pula oleh Syekh Abu Ali Ar- Roudzabari di dalam kitab Majaalisus-Saniyyah hal. 58 :
الــْـمَرْءُ يَدْخُـلُ الــْجَــنَّـة َبـِعَـمَـلــَـهِ وَيـَصِـلُ إ ِلــَى الله بأدبه
“Seseorang dapat masuk surga sebab amalnya, dan berhasil wushul ma’rifat kepada Allah sebab adab-nya’.

Dalam kitab Jaami’ul Ushul hal 176 dikatakan :
الــْـعَـبْدُ يَصِـلُ بـِأ َدَبـِهِ إ ِلــَى رَبـِّهِ وَبـِطــَـاعَـتـِهِ إ ِلــَى الــْـجَـنَّة
Seorang hamba dapat sampai (wushul) kepada Tuhan-nya sebab adabnya, dan dapat masuk surga sebab taatnya”

Itu diambil dari segi syariatnya. Adapun dari segi haqiqotnya adalah seperti yang dikatakan oleh Muallif Shalawat Wahidiyah :
لايصل الى الله الا بالله
“Tidak dapat wushul kepada Allah melainkan BILLAH – atas titah dan kehendak Allah”.


Adapun adab kepada manusia sesama makhluk pada umumnya banyak sekali macamnya. Tergantung kepada bentuk dan macamnya hubungan. Misalnya seperti tawadlu, ramah tamah, sopan santun, saling  meng-hormati, suka menolong, jujur dan dapat dipercaya, kasih sayang, husnudon (berbaik sangka), berterima kasih dan sebagainya. 

"Terima Kasih atas kunjungannya dan Mohon maaf atas kekurangannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar